Teori menyatakan, semua orang dan segala sesuatu di Bumi  memiliki partikel bintang yang amat kecil. Banyak topik terkait sains  pun bermunculan.
 
Pada awal 1980an, astronom Carl Sagan  membawakan acara dan menarasi 13 bagian seri televisi berjudul ‘Cosmos’  yang mengudara di PBS. Di acara itu, Sagan menjelaskan secara mendetil  betapa banyak topik terkait sains ini, termasuk sejarah Bumi, evolusi,  asal muasal kehidupan dan sistem tata surya.
“Kita adalah jalan  bagi alam semesta mengenal dirinya sendiri. Beberapa bagian keberadaan  kita mengetahui asal kita. Kita ingin kembali. Dan kita bisa, karena  kosmos juga ada dalam diri kita. Kita terbuat dari bintang,” pernyataan  terkenal Sagan dalam satu episode.
Pernyataannya meringkas fakta  bahwa karbon, nitrogen dan atom oksigen dalam tubuh manusia, serta atom  dari semua unsur berat lainnya diciptakan pada generasi bintang  sebelumnya lebih dari 4,5 miliar tahun silam.
Karena manusia dan  tiap hewan lain, juga sebagian besar materi di Bumi, mengandung  unsur-unsur ini, manusia benar-benar terbuat dari bahan bintang, kata  profesor astronomi Chris Impey di University of Arizona.
“Semua  bahan organik yang mengandung karbon awalnya diproduksi dalam  bintang-bintang,” papar Impey. Alam semesta awalnya merupakan hidrogen  dan helium, karbon yang kemudian dibuat selama miliaran tahun,  lanjutnya.
Saat pasokan hidrogen bintang telah habis, bintang bisa  mati dalam ledakan ganas yang disebut Nova. Menurut ‘Supernova,’ (World  Book Inc., 2005), ledakan sebuah bintang masif, disebut supernova, bisa  miliaran kali terang Matahari.
Ledakan bintang seperti ini  melemparkan awan besar debu dan gas ke dalam ruang angkasa dengan jumlah  dan komposisi bahan yang bervariasi tergantung pada jenis supernova  yang terjadi.
Supernova mencapai puncak kecerahannya beberapa hari  setelah ledakan pertama terjadi selama waktu ledakan ini akan lebih  cemerlang dari galaksi seluruh bintang. Menurut ‘Supernova,’ bintang  mati ini kemudian terus bersinar secara intens selama beberapa pekan  sebelum secara bertahap memudar dari pandangan.
Bahan dari  supernova akhirnya menyebar di seluruh ruang angkasa antarbintang.  Menurut ‘Cosmic Collisions: The Hubble Atlas of Merging Galaxies,’  (Springer, 2009), bintang-bintang tertua hampir secara eksklusif terdiri  dari hidrogen dan helium dengan oksigen dan sisa unsur-unsur berat di  alam semesta yang berasal dari ledakan supernova.
“Teori ini  teruji dengan baik. Kita tahu bintang-bintang ini membuat elemen berat,  dan di akhir hidupnya, bintang mengeluarkan gas ke media antar bintang  sehingga bisa menjadi bagian dari bintang dan planet-planet berikutnya  (serta manusia),” kata Impey.
Jadi, semua kehidupan di Bumi dan  atom dalam tubuh kita diciptakan dalam tungku bintang yang kini telah  lama mati, lanjutnya. Pada 2002, seniman musik Moby merilis ‘We Are All  Made of Stars’. Lirik lagu ini terinspirasi fisika kuantum. “Pada  tingkat kuantum dasar, semua materi di alam semesta pada dasarnya  terdiri dari debu,” katanya.
Baru-baru ini, Symphony of Science,  proyek artistik yang dipimpin John Boswell yang dirancang untuk memberi  pengetahuan ilmiah meski dalam musik remix, merilis ‘We Are All  Connected’. Lagu ini memiliki fitur klip proklamasi Sagan ‘Kita terbuat  dari bahan bintang’.
inilah.com
![]()


